Kartika Winahyu
Kartika Winahyu adalah salah satu sahabatku yang terawal, dimulai saat kami sama-sama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya angkatan 1988. Dibandingkan dengan sahabat-sahabatku dari masa kecilku dan sahabat2ku saat ini, Kartika Winahyu mendapat tempat yg khusus didalam pertemananku sampai sekarang. Seberapa pun kecilnya kami pernah bertemu setelah kami selesai menamatkan kuliah, bekerja, berkarya, menikah, punya keturunan, dan nantinya akan bercucu bercicit pula...
Sahabatku, Kartika Winahyu, memiliki nilai-nilai seorang teman yang tidak berubah sampai sekarang. Perawakannya yg kecil, manis, setia, dan punya pendapat yg jelas terhadap apa saja yang menyangkut tentang kehidupan disekitarnya, tidak akan pernah menyerah terhadap sesuatu yg menghadang didepannya. Kau akan bekerja keras dengan diselingi humor2mu yg segar, mendampingi kau dalam menghadapi perkara-perkara besar dan kecil.
Aku masih ingat pada awal-awal pertemanan kita, yg diselengi oleh letupan2 kecil didalamnya, tetapi pada saat masalah "berbagi", seorang Kartika Winahyu tidak akan berpikir sedetikpun untuk menolong teman2 tanpa pandang bulu. Bermurah hati adalah salah satu yang kuat tertanam didalam hatimu....Bermimpi adalah bagian dari persahabatanku dengan Kartika Winahyu, tentu saja diawali dengan segelas Coca Cola yg sangat kami agungkan saat itu..minuman terlezat saat itu...kalau ada penemu coca cola duduk disamping kami, pasti akan kami jatuh cintai (dgn syarat dia masih muda dan ganteng tentunya)...kami minum coca cola pada saat upah tulisan kami muncul di koran lokal Sriwijaya Post...dunia sempurna...Berselisih paham bukan berarti tidak pernah. PERNAH! Biasanya akan kami diamkan atau menunggu siapa yang datang mengalah duluan...bergantian kami mengalah- tergantung ukuran & takaran permasalahannya. Kami masih muda saat itu...ego tentunya bermain diantara roh2 kemudaan kami...dilalui dengan keluguan yg tdk dibuat-buat...
Berdoa dan memberi waktu untuk bersyukur...untuk seorang Kartika Winahyu tidak ada kata ABSEN! Kalau ada ucapan dupa syukur yg kami berdua serahkan didepan altarNya bersama-sama, asapku pasti naik keatas dgn berkelok-kelok sedangkan asap sembahan Kartika Winahyu akan naik keatas dan lurus...Itulah yang memperkuat rasa persahabatanku dengan Kartika Winahyu...
Sekarang kau menghadapi saat-saat yang terpenting dari hidupmu sahabat, mengdampingi mamimu memerangi kanker. Pasti kau akan ketakutan "kehilangan" seperti tergambar jelas pada saat papimu pergi, kau menangis siang dan malam dikamar kosmu, aku khawatir dan tidak bs berbuat apa-apa saat itu...kecuali diam disana, mendengarkan kepedihanmu, sahabat! Kekuatanmu sendiri tidak akan cukup, tetapi kasih sayangmu terhadap mamimu adalah obat yang termanjur untuk menghiburnya...Rasa sayang yang murni hadir untuk mamimu, yang memperkuat mamimu untuk berjuang bersama-sama. Iman percayamu adalah benteng2 yang kokoh yang akan memperkuat peperangan ini. Harapan dan doa-doamu yang tulus diterbangkan seperti noktah-noktah cat yang diserap oleh kertas dengan sempurna oleh Sang pencipta Khalik dan Bumi...Setiap tetes air matamu mempunyai nilai yg sempurna untuk permohonanmu...Berserah diri dan memberi segala keresahan ini didalam tanganNya memperkuatkanmu...Belum tentu aku sendiri akan kuat menghadapi apa yang kau hadapi sekarang ini...
Bukankah doa dan pengharapan yang ada didalam pikiran kita adalah yang memperkuat kita?
Hove, 22 Juni 2009
Grace Siregar
Sahabatku, Kartika Winahyu, memiliki nilai-nilai seorang teman yang tidak berubah sampai sekarang. Perawakannya yg kecil, manis, setia, dan punya pendapat yg jelas terhadap apa saja yang menyangkut tentang kehidupan disekitarnya, tidak akan pernah menyerah terhadap sesuatu yg menghadang didepannya. Kau akan bekerja keras dengan diselingi humor2mu yg segar, mendampingi kau dalam menghadapi perkara-perkara besar dan kecil.
Aku masih ingat pada awal-awal pertemanan kita, yg diselengi oleh letupan2 kecil didalamnya, tetapi pada saat masalah "berbagi", seorang Kartika Winahyu tidak akan berpikir sedetikpun untuk menolong teman2 tanpa pandang bulu. Bermurah hati adalah salah satu yang kuat tertanam didalam hatimu....Bermimpi adalah bagian dari persahabatanku dengan Kartika Winahyu, tentu saja diawali dengan segelas Coca Cola yg sangat kami agungkan saat itu..minuman terlezat saat itu...kalau ada penemu coca cola duduk disamping kami, pasti akan kami jatuh cintai (dgn syarat dia masih muda dan ganteng tentunya)...kami minum coca cola pada saat upah tulisan kami muncul di koran lokal Sriwijaya Post...dunia sempurna...Berselisih paham bukan berarti tidak pernah. PERNAH! Biasanya akan kami diamkan atau menunggu siapa yang datang mengalah duluan...bergantian kami mengalah- tergantung ukuran & takaran permasalahannya. Kami masih muda saat itu...ego tentunya bermain diantara roh2 kemudaan kami...dilalui dengan keluguan yg tdk dibuat-buat...
Berdoa dan memberi waktu untuk bersyukur...untuk seorang Kartika Winahyu tidak ada kata ABSEN! Kalau ada ucapan dupa syukur yg kami berdua serahkan didepan altarNya bersama-sama, asapku pasti naik keatas dgn berkelok-kelok sedangkan asap sembahan Kartika Winahyu akan naik keatas dan lurus...Itulah yang memperkuat rasa persahabatanku dengan Kartika Winahyu...
Sekarang kau menghadapi saat-saat yang terpenting dari hidupmu sahabat, mengdampingi mamimu memerangi kanker. Pasti kau akan ketakutan "kehilangan" seperti tergambar jelas pada saat papimu pergi, kau menangis siang dan malam dikamar kosmu, aku khawatir dan tidak bs berbuat apa-apa saat itu...kecuali diam disana, mendengarkan kepedihanmu, sahabat! Kekuatanmu sendiri tidak akan cukup, tetapi kasih sayangmu terhadap mamimu adalah obat yang termanjur untuk menghiburnya...Rasa sayang yang murni hadir untuk mamimu, yang memperkuat mamimu untuk berjuang bersama-sama. Iman percayamu adalah benteng2 yang kokoh yang akan memperkuat peperangan ini. Harapan dan doa-doamu yang tulus diterbangkan seperti noktah-noktah cat yang diserap oleh kertas dengan sempurna oleh Sang pencipta Khalik dan Bumi...Setiap tetes air matamu mempunyai nilai yg sempurna untuk permohonanmu...Berserah diri dan memberi segala keresahan ini didalam tanganNya memperkuatkanmu...Belum tentu aku sendiri akan kuat menghadapi apa yang kau hadapi sekarang ini...
Bukankah doa dan pengharapan yang ada didalam pikiran kita adalah yang memperkuat kita?
Hove, 22 Juni 2009
Grace Siregar
0 Comments:
Post a Comment
<< Home