DAMAI BESERTA KITA, AS-SALAMU ALAYKUM, SYALOM, DAME MA DI HAMU
Hari minggu kemarin kami bertiga pergi kebaktian ke gereja St.Andrews. Hari itu adalah hari yang sangat spesial buat kami bertiga karena Rachel terpilih masuk ke paduan suara anak-anak sekolah minggu dan minggu ini adalah hari pertama dia ikut tampil di paduan suara kebaktian. Aku pun sangat bersemangat membawa kamera digitalku untuk memfoto Rachel saat tampil. Biasanya kami bertiga selalu duduk dibangku agak belakang dan kali ini kami sengaja duduk di bangku urutan nomor tiga dari depan untuk memudahkanku memfoto Rachel. Supaya jangan ketahuan memfoto di kebaktian ini, aku matikan blitz otomatis kameraku (jadi maaf kalau foto2nya kurang jelas). Sebelum acara dimulai, aku memfoto Rachel & kali ini (tdk seperti biasanya) Rachel tidak senang difoto, alasannya mamak-mamak lain yang anak2nya ikut dalam koor tidak satupun yg memfoto anak-anak mereka.
Koor anak-anak duduk didepan chapel kecil di belakang altar sebelah kanan pendeta berhotbah. Kebaktian minggu ini adalah kebaktian gabungan antara anak-anak sekolah minggu dan orangtua sehingga suasana gereja yg biasanya syahdu menjadi sangat ribut. Anak-anak yang lebih kecil sibuk berjalan kedepan altar mendekati pendeta sambil memandang "culun" ke pdt.Jonathan yang memakai jubahnya shg berbeda dengan siapapun digereja ini. Tak ada satu pun yang terganggu, pun para jemaat, para majelis dan pdt.Jonathan. Aku tersenyum senang dengan suasana hiruk pikuk ini.
Acara kebaktian dibuka dengan koor anak-anak karya raja reggae Bob Marley "One Love." Aku membuat beberapa jepretan secara rahasia, takut ketahuan. Seluruh jemaaat yang kebanyakan didominasi oleh orangtua-orangtua muda yang warna kulitnya berwarna-warni menikmati suguhan koor anak-anak tersebut. Kulihat wajah Rachel senang. Dua orang ibu berkulit hitam dari Afrika Barat yang duduk sebangku dengan kami, kulirik menikmati One Love si Marley. Satu persatu acara kebaktian berlalu, pdt.Jonatahan yg berdiri didepan mengundang seluruh anak-anak untuk duduk didepannya. Khotbah dibuka dengan sapaan dalam tiga bahasa yang mempunyai arti yang sama yaitu Peace be with you (Inggris), As-Salamu Alaykum (Arab) dan Syalom (Yahudi). "Waah, kurang bahasa Batak ni "Dame Ma Di Hamu," protesku dalam hati. Mungkin ibu-ibu Afrika Barat disamping kami juga memprotes karena sapaan bahasanya tidak disebut :-). Semua jemaat menjawab sapaan Peace Be With You dengan Peace be With You kembali, sapaan syalom dijawab syalom kembali, nah pada saat sapaan As-Salamu Alaykum disebut seluruh jemaat bingung bagaimana menjawabnya. Dengan spontan aku menjawab " Alaykum Salaaam" sendirian. Seluruh jemaat melihat kearahku dan Pdt Jonathan senang mendengarnya dan meminta jemaat menjawab dengan "Alaykum Salam." Wuiiihhh aku bangga setengah mati, sampai hidungku kembang kempis dan kedua telingaku bergerak-gerak, tentu tidak ada yang tahu. Juga tidak ada yang tahu bahwa sejak aku lahir dan dibesarkan di pulau Bangka & kuliah di Palembang, hidupku sangat berwarna...dan teman-teman baikku dari sejak aku kecil hingga dewasa ini beraneka ragam pula termasuk teman-temanku Melayu Bangka, teman-teman Cina bangka, Jawa, Palembang, Batak, Padang, Madura, Ambon, Ternate, sampai meluas pertemananku ke Eropah, Afrika, Amerika, Timur Tengah, Israel, Palestina dan seterusnya dan seterusnya; yang juga memiliki latar belakang budaya dan agama yang berbeda pula, termasuk sahabat2ku yg tdk pny agama & sahabat2 muslimku yang memberi pengaruh terhadap jalan hidupku sampai saat ini. Pdt.Jonatahan memberi contoh kepada seluruh jemaat di gereja St.Andrews, sama halnya yang dilakukan oleh Presiden Barack Obama yang dalam pidatonya menyapa komunitas muslim di Cairo, Mesir, "As-Salamu Alaykum" dr warga negara muslim Amerika, dan dijawab kembali "Alaykum Salam" oleh para hadirin, yang artinya Damai Beserta Dengan Kita, Dame Ma Di Hamu, Syalom...dst. Dalam hotbah kebaktian itu, pdt. Jonathan mengajak seluruh jemaat untuk berdoa bersama secara khusus agar keturunan-keturunan sekandung Abraham/Ibrahim ini baik Yahudi, Kristen, Islam memiliki Peace Be With You, yang bukan hanya diucapkan dibibir sj tetapi dilakukan didalam berkehidupan sehari-hari, bernegara, dan berbangsa.
Acara kebaktian yang diakhiri dengan Perjamuan Kudus ini dilakukan bersama-sama dengan anak-anak. Kami yang berjalan kedepan membentuk barisan antrian panjang untuk menerima sepotong roti tanpa ragi dan seteguk anggur merah dari Pdt Jonatahan. Aku dan Alexander melihat anak-anak yang berjalan didepan kami dengan membawa mainan masing2 spt boneka, mobil2n dan robot2 untuk dapat berkat dari pendeta. Aku dan Alexander tersenyum pada saat melihat wajah-wajah legah anak-anak melihat pdt Jonathan memberkati mainan masing2. Pikiranku langsung menerawang ke gerejaku HKBP Medan, "Apakah pendeta-pendeta di HKBP akan melakukan hal yang sama kepada mainan2 anak-anak yang dibawa anak-anak kedepan altar untuk diberkati?"
Tadi pagi saat mengantar Rachel kesekolah, Rachel bertanya tentang SORGA. "Kok kau tanyak seperti itu, nakku?" tanyaku ingin tahu dan terus terang aku agak risih menjawabnya. "Iya mak, kan kemarin pendeta sapa kita dalam banyak bahasa, jadi aku pingin tahu?" ungkap Rachel jujur. Aku jelaskan pada Rachel bahwa jumlah agama didunia ini berjuta-juta jumlahnya, setiap suku dimuka bumi ini punya agama dan kepercayaan masing-masing. Aku juga menjelaskan kepada anakku bahwa di Indonesia sekali pun, selain beberapa agama yang diakui oleh UUD yang jumlahnya bs dihitung dengan jari, masyarakat tradisionil Indonesia memiliki beratus-ratus kepercayaan yang sampai sekarang masih dipercayai. "Jadi siapa mak yang punya sorga itu?" tanya Rachel lagi sambil melompat2 kecil. "Menurut mamak ni ya, mamak percaya bahwa sorga itu diisi oleh setiap jenis manusia dari berbagai agama dan kepercayaan dimuka bumi ini bahkan oleh mahluk2 yang ada di jagad raya ini. Bosan mamak kalau sorga itu hanya diisi oleh orang2 kristen saja," jelasku gamblang. "Iya sih mak, kasian sama bibik Kasoti dan om Jetin kalo hanya kita yg punya sorga. Aku sayang sama bibik Kasoti dan Om Jetin, mak." kata Rachel senang. Bibik Kasoti dan Jetin adalah dua orang keturunan Tamil "Hindu" Medan yang bekerja dirumah selama kami tinggal di Medan. "Dan kita semua ini ciptaan sang Maha Kuasa yang sebutan terhadapNya bermacam-macam pulak menurut setiap manusia dimuka bumi ini, nakku," jelasku lagi. Aku tdk tahu apakah Rachel mengerti atau tidak, plg tidak aku sdh menjelaskannya. "Tapi nak, jangan salah, banyak kali orang-orang yang tidak setujuh dengan pendapat mamakmu ini, termasuk teman-teman mamak yg seiman, apalagi yg tdk seiman. Yang penting bagi mamak, kau bergaul dengan siapa saja tanpa lihat agamanya apa, warna kulitnya apa, budayanya apa. Yang penting kau sayang dgn kawan2mu dan kawan2mu sayang sama kau."
Setelah mengantar Rachel kesekolah, pikiranku menerawang ke anakku Rachel yang baru berusia 8 tahun ini. Aku hanya menginginkan agar anakku tidak memiliki pola berpikir yang sempit, terkotak-kotak, dan merasa "benar" sendiri walaupun dunia ini penuh dengan pola-pola yang seperti itu. Aku ingin Rachel bisa menikmati keberaneka ragaman isi dunia ini tanpa memiliki rasa "menghakimi" terhadap orang-orang yang berbeda dengannya kelak dan punya kawan2 yang beraneka ragam pulak sama seperti bapak dan mamaknya ini.
Hove, 8 Juni 2009
Grace Siregar



Koor anak-anak duduk didepan chapel kecil di belakang altar sebelah kanan pendeta berhotbah. Kebaktian minggu ini adalah kebaktian gabungan antara anak-anak sekolah minggu dan orangtua sehingga suasana gereja yg biasanya syahdu menjadi sangat ribut. Anak-anak yang lebih kecil sibuk berjalan kedepan altar mendekati pendeta sambil memandang "culun" ke pdt.Jonathan yang memakai jubahnya shg berbeda dengan siapapun digereja ini. Tak ada satu pun yang terganggu, pun para jemaat, para majelis dan pdt.Jonathan. Aku tersenyum senang dengan suasana hiruk pikuk ini.
Acara kebaktian dibuka dengan koor anak-anak karya raja reggae Bob Marley "One Love." Aku membuat beberapa jepretan secara rahasia, takut ketahuan. Seluruh jemaaat yang kebanyakan didominasi oleh orangtua-orangtua muda yang warna kulitnya berwarna-warni menikmati suguhan koor anak-anak tersebut. Kulihat wajah Rachel senang. Dua orang ibu berkulit hitam dari Afrika Barat yang duduk sebangku dengan kami, kulirik menikmati One Love si Marley. Satu persatu acara kebaktian berlalu, pdt.Jonatahan yg berdiri didepan mengundang seluruh anak-anak untuk duduk didepannya. Khotbah dibuka dengan sapaan dalam tiga bahasa yang mempunyai arti yang sama yaitu Peace be with you (Inggris), As-Salamu Alaykum (Arab) dan Syalom (Yahudi). "Waah, kurang bahasa Batak ni "Dame Ma Di Hamu," protesku dalam hati. Mungkin ibu-ibu Afrika Barat disamping kami juga memprotes karena sapaan bahasanya tidak disebut :-). Semua jemaat menjawab sapaan Peace Be With You dengan Peace be With You kembali, sapaan syalom dijawab syalom kembali, nah pada saat sapaan As-Salamu Alaykum disebut seluruh jemaat bingung bagaimana menjawabnya. Dengan spontan aku menjawab " Alaykum Salaaam" sendirian. Seluruh jemaat melihat kearahku dan Pdt Jonathan senang mendengarnya dan meminta jemaat menjawab dengan "Alaykum Salam." Wuiiihhh aku bangga setengah mati, sampai hidungku kembang kempis dan kedua telingaku bergerak-gerak, tentu tidak ada yang tahu. Juga tidak ada yang tahu bahwa sejak aku lahir dan dibesarkan di pulau Bangka & kuliah di Palembang, hidupku sangat berwarna...dan teman-teman baikku dari sejak aku kecil hingga dewasa ini beraneka ragam pula termasuk teman-temanku Melayu Bangka, teman-teman Cina bangka, Jawa, Palembang, Batak, Padang, Madura, Ambon, Ternate, sampai meluas pertemananku ke Eropah, Afrika, Amerika, Timur Tengah, Israel, Palestina dan seterusnya dan seterusnya; yang juga memiliki latar belakang budaya dan agama yang berbeda pula, termasuk sahabat2ku yg tdk pny agama & sahabat2 muslimku yang memberi pengaruh terhadap jalan hidupku sampai saat ini. Pdt.Jonatahan memberi contoh kepada seluruh jemaat di gereja St.Andrews, sama halnya yang dilakukan oleh Presiden Barack Obama yang dalam pidatonya menyapa komunitas muslim di Cairo, Mesir, "As-Salamu Alaykum" dr warga negara muslim Amerika, dan dijawab kembali "Alaykum Salam" oleh para hadirin, yang artinya Damai Beserta Dengan Kita, Dame Ma Di Hamu, Syalom...dst. Dalam hotbah kebaktian itu, pdt. Jonathan mengajak seluruh jemaat untuk berdoa bersama secara khusus agar keturunan-keturunan sekandung Abraham/Ibrahim ini baik Yahudi, Kristen, Islam memiliki Peace Be With You, yang bukan hanya diucapkan dibibir sj tetapi dilakukan didalam berkehidupan sehari-hari, bernegara, dan berbangsa.
Acara kebaktian yang diakhiri dengan Perjamuan Kudus ini dilakukan bersama-sama dengan anak-anak. Kami yang berjalan kedepan membentuk barisan antrian panjang untuk menerima sepotong roti tanpa ragi dan seteguk anggur merah dari Pdt Jonatahan. Aku dan Alexander melihat anak-anak yang berjalan didepan kami dengan membawa mainan masing2 spt boneka, mobil2n dan robot2 untuk dapat berkat dari pendeta. Aku dan Alexander tersenyum pada saat melihat wajah-wajah legah anak-anak melihat pdt Jonathan memberkati mainan masing2. Pikiranku langsung menerawang ke gerejaku HKBP Medan, "Apakah pendeta-pendeta di HKBP akan melakukan hal yang sama kepada mainan2 anak-anak yang dibawa anak-anak kedepan altar untuk diberkati?"
Tadi pagi saat mengantar Rachel kesekolah, Rachel bertanya tentang SORGA. "Kok kau tanyak seperti itu, nakku?" tanyaku ingin tahu dan terus terang aku agak risih menjawabnya. "Iya mak, kan kemarin pendeta sapa kita dalam banyak bahasa, jadi aku pingin tahu?" ungkap Rachel jujur. Aku jelaskan pada Rachel bahwa jumlah agama didunia ini berjuta-juta jumlahnya, setiap suku dimuka bumi ini punya agama dan kepercayaan masing-masing. Aku juga menjelaskan kepada anakku bahwa di Indonesia sekali pun, selain beberapa agama yang diakui oleh UUD yang jumlahnya bs dihitung dengan jari, masyarakat tradisionil Indonesia memiliki beratus-ratus kepercayaan yang sampai sekarang masih dipercayai. "Jadi siapa mak yang punya sorga itu?" tanya Rachel lagi sambil melompat2 kecil. "Menurut mamak ni ya, mamak percaya bahwa sorga itu diisi oleh setiap jenis manusia dari berbagai agama dan kepercayaan dimuka bumi ini bahkan oleh mahluk2 yang ada di jagad raya ini. Bosan mamak kalau sorga itu hanya diisi oleh orang2 kristen saja," jelasku gamblang. "Iya sih mak, kasian sama bibik Kasoti dan om Jetin kalo hanya kita yg punya sorga. Aku sayang sama bibik Kasoti dan Om Jetin, mak." kata Rachel senang. Bibik Kasoti dan Jetin adalah dua orang keturunan Tamil "Hindu" Medan yang bekerja dirumah selama kami tinggal di Medan. "Dan kita semua ini ciptaan sang Maha Kuasa yang sebutan terhadapNya bermacam-macam pulak menurut setiap manusia dimuka bumi ini, nakku," jelasku lagi. Aku tdk tahu apakah Rachel mengerti atau tidak, plg tidak aku sdh menjelaskannya. "Tapi nak, jangan salah, banyak kali orang-orang yang tidak setujuh dengan pendapat mamakmu ini, termasuk teman-teman mamak yg seiman, apalagi yg tdk seiman. Yang penting bagi mamak, kau bergaul dengan siapa saja tanpa lihat agamanya apa, warna kulitnya apa, budayanya apa. Yang penting kau sayang dgn kawan2mu dan kawan2mu sayang sama kau."
Setelah mengantar Rachel kesekolah, pikiranku menerawang ke anakku Rachel yang baru berusia 8 tahun ini. Aku hanya menginginkan agar anakku tidak memiliki pola berpikir yang sempit, terkotak-kotak, dan merasa "benar" sendiri walaupun dunia ini penuh dengan pola-pola yang seperti itu. Aku ingin Rachel bisa menikmati keberaneka ragaman isi dunia ini tanpa memiliki rasa "menghakimi" terhadap orang-orang yang berbeda dengannya kelak dan punya kawan2 yang beraneka ragam pulak sama seperti bapak dan mamaknya ini.
Hove, 8 Juni 2009
Grace Siregar



1 Comments:
betul da, orang kristen sendiri sering lupa ayat tentang keselamatan dari Tuhan Yesus ".bahwa setiap orang yang percaya tidaka akan binasa.." artinya semua orang yang percaya di dunia ini kan ? biar dia agama apapun kan da? yang penting dia percaya bahwa Tuhan sudah memaafkan dosa2nya artinya diapun harus mau memaafkan orang lain itulah jalan kebenaran dan hidup dan banyak juga orang Kristen yang tak tau kalo dia belum memaafkan orang lain dia belum boleh ikut perjamuan kudus karena dengan meminum anggur adalah peringatan bahwa kita percaya dosa kita sudah diampuni oleh Tuhan dengan darah-Nya di kayu salib dan kitapun harus juga memaafkan orang lain, yah kan da?
Post a Comment
<< Home