Cantik
Hari ini seperti biasanya aku mengantar Rachel kesekolah. Seperti biasa pula kami berjalan kaki ke dan dari sekolah. Selain bagus untuk berolah raga pagi, aku juga menikmati ngobroll "ngalor ngidul" dengan anakku ini. Obrolan tadi menyangkut pujian CANTIK secara FISIK saja.
Rachel semangkin besar dan semangkin punya pendapat sendiri, misalnya kemarin dia bilang samaku : "Mak, kok aku dibilang cantik terus oleh setiap orang yang jumpa dengan aku di Inggris ini?" tanya terheran-heran. Aku langsung berbalik bertanya "kau merasa cantik apa tidak, nakku?" Rachel tersenyum sambil menjawab dengan cara menganggukkan kepalanya dgn pasti. Terus aku tergelitik lagi untuk bertanya "ngalor" pada anakku itu. "Kok kau tanya gitu, nakku?" Rachel langsung menjelaskan bahwa dia jarang sekali mendapat pujian cantik selama di Indonesia. "Mak, kulitku kan tidak putih dan hidungku tdk mancung spt bapak, jadi menurut orang2 di Indonesia aku jelek, kecuali oleh keluarga2 kita dan teman2 mamak sama bapak." Aku langsung bertanya lebih "ngidul" lagi padanya "Dimana kau pernah dengar pendapat seperti itu?" Rachel menjawab dimana-mana, juga disekolah internasionalnya di Medan. Seperti biasa aku bertanya balik ke Rachel lagi: "Nak, mana yang lebih penting, cantik menurut orang atau cantik menurutmu?" Sambil tersenyum dia bilang "cantik menurutku sih mak."
Pulang kerumah sambil menikmati bunga-bunga mawar Inggris yang berwarna warni yang bermekaran disetiap halaman rumah yang kulalui, aku sempat tercenung sebentar ttg obrolan ngalor ngidul dengan anakku tadi. Memang betul apa yang dikatakan oleh anakku Rachel karena selama dia bersekolah di Medan, beberapa ibu yang terobsesi dengan warna kulit putih dan hidung mancung mempertanyakan (tanpa mempertimbangkan perasaannya) mengapa bentuk tubuh Rachel tdk bgt mirip sebagai anak hasil kawin campur antara Indonesia dan Inggris? Rachel yang berkulit hitam seperti aku dan juga berhidung pesek seperti aku seolah-olah dihakimi karena tidak memenuhi ukuran CANTIK dari ibu-ibu tadi. Aku langsung menjawab balik ke ibu-ibu tadi "Kalau begitu semua orang didunia ini yang berkulit coklat dan berhidung pesek, termasuk kau, jelek2 semua dong. Berarti hanya orang Eropah yang berkulit putih saja yang cantik. Pantas saja produk2 kulit untuk memutihkan, kalian buat jadi laku keras. Bangga dong dengan warna kulitmu ini dan mukamu ini, sempurna ciptaan Tuhan itu." Aku berlalu meninggalkan beberapa ibu tadi dan semenjak itu tidak pernah lagi ada yang berani mendekatiku dan mempertanyakan mengapa Rachel tdk sama bentuknya dengan anak-anak hasil campur yang lainnya. LEGAAAAH!
Hove, 3 Juni 2009
Grace Siregar

Rachel semangkin besar dan semangkin punya pendapat sendiri, misalnya kemarin dia bilang samaku : "Mak, kok aku dibilang cantik terus oleh setiap orang yang jumpa dengan aku di Inggris ini?" tanya terheran-heran. Aku langsung berbalik bertanya "kau merasa cantik apa tidak, nakku?" Rachel tersenyum sambil menjawab dengan cara menganggukkan kepalanya dgn pasti. Terus aku tergelitik lagi untuk bertanya "ngalor" pada anakku itu. "Kok kau tanya gitu, nakku?" Rachel langsung menjelaskan bahwa dia jarang sekali mendapat pujian cantik selama di Indonesia. "Mak, kulitku kan tidak putih dan hidungku tdk mancung spt bapak, jadi menurut orang2 di Indonesia aku jelek, kecuali oleh keluarga2 kita dan teman2 mamak sama bapak." Aku langsung bertanya lebih "ngidul" lagi padanya "Dimana kau pernah dengar pendapat seperti itu?" Rachel menjawab dimana-mana, juga disekolah internasionalnya di Medan. Seperti biasa aku bertanya balik ke Rachel lagi: "Nak, mana yang lebih penting, cantik menurut orang atau cantik menurutmu?" Sambil tersenyum dia bilang "cantik menurutku sih mak."
Pulang kerumah sambil menikmati bunga-bunga mawar Inggris yang berwarna warni yang bermekaran disetiap halaman rumah yang kulalui, aku sempat tercenung sebentar ttg obrolan ngalor ngidul dengan anakku tadi. Memang betul apa yang dikatakan oleh anakku Rachel karena selama dia bersekolah di Medan, beberapa ibu yang terobsesi dengan warna kulit putih dan hidung mancung mempertanyakan (tanpa mempertimbangkan perasaannya) mengapa bentuk tubuh Rachel tdk bgt mirip sebagai anak hasil kawin campur antara Indonesia dan Inggris? Rachel yang berkulit hitam seperti aku dan juga berhidung pesek seperti aku seolah-olah dihakimi karena tidak memenuhi ukuran CANTIK dari ibu-ibu tadi. Aku langsung menjawab balik ke ibu-ibu tadi "Kalau begitu semua orang didunia ini yang berkulit coklat dan berhidung pesek, termasuk kau, jelek2 semua dong. Berarti hanya orang Eropah yang berkulit putih saja yang cantik. Pantas saja produk2 kulit untuk memutihkan, kalian buat jadi laku keras. Bangga dong dengan warna kulitmu ini dan mukamu ini, sempurna ciptaan Tuhan itu." Aku berlalu meninggalkan beberapa ibu tadi dan semenjak itu tidak pernah lagi ada yang berani mendekatiku dan mempertanyakan mengapa Rachel tdk sama bentuknya dengan anak-anak hasil campur yang lainnya. LEGAAAAH!
Hove, 3 Juni 2009
Grace Siregar


1 Comments:
horas..ka..memang siaran tv dari Jakarta itu sungguh merusak harga diri keindonesiaan banyak orang Indonesia sehingga banyak yang menyangkal siapa dirinya dengan suntik pemutih, operasi hidung yang malah penampilannya jadi menakutkan seperti artis krisdayanti, Mulan Jamila ( Kwok) , hahhah.. makanya kami tak suka nonton tv siaran Jakarta ka, paling nonton film korea, barat atau india..kalau saya menjawab ibu2 itu ka :' orang yang lahir berkaki 1 setengah aja biasa-biasa aja kok..kenapa pula hidng dan kulit jadi masalah yah?' samabil saya praktekkan cara jalan dengan kaki 1 1?2 tsb hehhhehe...
Post a Comment
<< Home